Etika Organisasi
Nama : Amanda Tiara Prameswari
Nim : 236120900050
Dosen Pengampu : Bpk.Tofan Tri Nugroho,S.E.,M.M.
Prodi : Bisnis Digital
Fakultas : Bisnis,Hukum dan Ilmu Sosial
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
ETIKA DALAM ORGANISASI
Etika merupakan cabang filsafat yang mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, dan bagaimana kita seharusnya bertindak dalam berbagai situasi kehidupan.
Etika
tidak hanya mencakup pandangan individu tentang moralitas, tetapi juga mencoba
memahami dasar-dasar universal dari kebaikan dan keadilan.
Dalam hal ini akan dibahas mengenai 3 hal, yaitu :
1.Prinsip etika dalam
bisnis dan organisasi
2.Tantangan etika yang dihadapi
pemimpin dan anggota organisasi
3.Penerapan etika dalam
pengambilan keputusan
1.Prinsip Etika dalam Bisnis dan Organisasi
Utilitarianisme
Pendekatan etika yang menilai kebaikan atau keburukan
suatu Tindakan berdasarkan dampaknya pada kebahagiaan atau kesejahteraan secara
keseluruhan. Dalam bisnis dan organisasi, prinsip utilitarianisme dapat
diaplikasikan dengan mempertimbangkan dampak dari keputusan atau tindakan pada
berbagai pemangku kepentingan.
Prinsip Utilitarianisme dapat terkait dalam organisasi dan bisnis :
Ø Dampak positif bersih
Keputusan bisnis yang diambil harus memperhitungkan
dampak positif bersih atau keutungan bersih bagi masyarakat dan lingkungan.
Ø Tindakan berdasarkan konsekuensi
Prinsip utilitarianisme menganjurkan pemilihan tindakan
berdasarkan konsekuensi -konsekuensi yang menghasilkan kebaikan terbesar.
Ø Pertimbangan etika dalam
pengambilan keputusan
Menempatkan pertimbangan etika pada tingkat utama
dalam pengambilan keputusan. Organisasi yang mengadopsi pendekatan ini cenderung
mempertimbangkan implikasi etika dan dampaknya pada kesejahteraan luas.
Whitsleblowers
(Pemberi Informasi)
Prinsip etika yang mempertimbangkan dan melibatkan
whitsleblowers mencerminkan pentingnya transparansi,integritas, dan
pertanggungjawaban dalam lingkungan bisnis.
Berikut adalah beberapa aspek terkait whistleblower dalam
konteks Prinsip Etika :
Ø
Transparansi
Mendukung
whisteblower dapat menciptakan lingkungan yangtransparan dimana pelanggaran
etika dan hukum dapat diungkapkan tanpa rasa takut.
Ø
Integritas
Memberikan
perlindungan kepada whisteblower mencerminkan integritas perusahaan untuk
mengatasi dan memperbaiki permasalahan internal.
Ø
Pencegahan
kecurangan dan korupsi
Menyediakan
saluran komunikasi terbuka untuk whitsteblower dapat membantu dalam pencegahan
kecurangan,korupsi atau perilaku tidak etis lainnya.
Deonance (Deontologi)
Menekankan
kewajiban atau aturan moral yang bersifat mutlak dan tidak tergantung pada
konsekuensi dan tindakan tersebut. Dengan kata lain, deontologi menekankan bahwa
ada norma - norma moral atau aturan yang harus diikuti, terlepas dari hasil atau
dampak yang mungkin terjadi.
Beberapa aspek deontologi yang
dapat relevan dalam konteks organisasi dan bisnis :
Ø
Prinsip
Universal
Cenderung
mendorong prinsip universalitas, yang berarti bahwa aturan moral yang diikuti
oleh individu atau organisasi harus diterapkan secara konsisten dan universal.
Ø
Kewajiban
dan aturan moral
Deontologi
menekankan kewajiban moral dan prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh individu
atau organisasi. Mencakup aspek-aspek seperti kejujuran, keadilan, dan
menghormati hak individu.
Ø
Pentingnya
hak individu
Deontologi
sering menempatkan pentingnya hak individu sebagai suatu prioritas. Mencakup
hak-hak anggota, dan pemangku kepentingan lainnya.
2.Tantangan Etika yang dihadapi Pemimpin dan Anggota Organisasi
Beberapa contoh dan penjelasan tentang tantangan etika yang dihadapi pemimpin dan anggota organisasi :
Ø
Penurunan
tingkat kesadaran
Dapat
menciptakan resiko perilaku yang tidak etis bahkan melanggar norma etika. Dapat
disebabkan oleh berbagai factor dan memiliki konsekuensi yang serius bagi
organisasi.
Ø
Rendahnya
tingkat komunikasi
Dapat
menghasilkan sejumlah masalah dan juga berdampak negative dilingkungan
organisasi. Kurangnya komunikasi dapat membuat anggota sulit untuk memenuhi
tujuan organisasi dan harapan pemimpin bahkan mencipakan kebingungan.
Ø
Penurunan
sifat transparansi dan kepercayaan
Berdampak
serius pada lingkungan berorganisasi,bahkan menimbulkan ketidak pastian tentang
arah, bahkan kebijakan dan membuat
anggota merasa tidak yakin tentang masa depan mereka dalam organisasi.
Ø
Tidakadanya
sistem yang mengatur
Tindakan-tindakan
yang tidak etis sebeharusnya dapat dideteksi, dimonitor dan dicegah sehingga
dapat meminimalisir kegiatan yang tidak diharapkan terjadi. Tanpa adanya sistem
yang mengatur ini anggota mungkin tidak memiliki arahan yang tegas tentang
etika yang diharapkan.
3.Penerapan Etika dalam
Pengambilan Keputusan
Seperti yang dibahas sebelumnya, pertimbangan etika seharusnya menjadi landasan penting dalam pengambilan dan pemilihan keputusan di organisasi ataupun bisnis.
Dalam hal ini terdpat 3 cara untuk penerapan etika dalam keputusan:
Ø
Pengambilan
keputusan berdasarkan prinsip utilitarianisme
Pandangan
ini mendominasi pengambilan keputusan bisnis dan konsisten dengan tujuan
seperti rasionalitas, efisiensi, produktivitas, dan keuntungan yang tinggi.
Idealnya untuk memberikan keuntungan bersama.
Ø
Pengambilan
keputusan yang konsisten dengan hak-hak dasar dan hak istimewa
Penekanan
pada hak dalam pengambilan keputsan berarti menghormati dan melindungi hak-hak
dasar individu, seperti hak privasi, hak kebebasan berbicara dan hak atas
proses yang adil. Kriteria ini melindungi pelapor (whistleblowers) yang
mengungkap praktit tidak etis organisasi kepada pers atau lembaga pemerintah,
menggunakan hak mereka untuk berbicara.
Ø
Memberlakukan
dan menegakkan aturan dengan adil dan tanpa prasangka
Pendekatan
ini sering dilakukan dengan sudut pandang deontologi (deonance), dengan
gambaran seperti “anggota seolah-olah mereka seharusnya berperilaku dengn cara tertentu,
sesuai dengan aturan, hukum, norma ,atau prinsip moral”. Contoh, beberapa
anggota mungkin merasa bahwa seharusnya mereka tidak mencuri dari tempat itu
karena secara etis “salah” menurut norma, prinsip, atau standar moral.
Kesimpulan
Etika mempunyai peran krusial dalam bisnis dan organisasi, membimbing perilaku dan pengambilan keputusan.
Prinsip-prinsip seperti utilitarianisme dan deontologi menjadi dasar norma perilaku, sementara perlindungan whistleblower menunjukkan pentinganya transparansi.
Tantangan seperti penurunan kesadaran memerlukan system yang mengatur perilaku sehari-hari.
Penerapan etika dalam pengambilan keputusan menjadi kunci untuk memastikan dampak keputusan mempertimbangkan aspek moral,hak dasar dan keadilan.
Dengan memahami
prinsip-prinsip etika, organisasi dapat membentuk budaya yang mempromosikan
keputusan etis dan berkelanjutan.
Komentar
Posting Komentar