Senin, 01 Januari 2024

Kepemimpinan Situasional

 

Nama                                    : Amanda Tiara Prameswari

Nim                                       : 236120900050

Dosen Pengampu                 : Bpk.Tofan Tri Nugroho,S.E.,M.M.

Prodi                                     : Bisnis Digital

Fakultas                               : Bisnis,Hukum dan Ilmu Sosial

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo


     KEPEMIMPINAN SITUASIONAL


    Teori yang menyatakan bahwa kepemimpinan yang sukses bergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat yang bergantung pada kesiapan para pengikut/bawahan. Seorang pemimpin harus memilih salah satu dari gaya-gaya kepemimpinan situasional tergantung pada kesiapan pengikut/bawahan berdasarkan pengalaman. SLT memiliki daya tarik intuitif. 

    Teori ini mengakui pentingnya pengikut dan dibangun di atas logika bahwa para pemimpin dapat beradaptasi dengan kesiapan pengikutnya untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.




1.Telling/Directing (digunakan ketika pengikut/bawahan tidak cukup kompeten, tetapi berkomitmen untuk melakukan tugas). 

    Pemimpin memberikan arahan yang jelas dan spesifik tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.

Contoh: Atasan memberikan karyawannya tugas dengan arahan yang jelas dan terperinci agar karyawan tersebut dapat mengejar target yang telah ditentukan oleh perusahaan.

2.Selling/Coaching (digunakan ketika para pengikut/bawahan telah menunjukkan kemampuan namun belum cukup berkomitmen atau termotivasi untuk melakukan tugas mereka patah semangat karena mereka menyadari betapa jauhnya mereka harus melangkah). 

    Pemimpin harus terus memberikan arahan yang jelas dan spesifik tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya, namun juga harus memberikan dukungan, umpan balik sosio-emosional, dan semangat, serta meyakinkan karyawan bahwa tugas tersebut bermanfaat.

Contoh: Seorang karyawan diberi atasan sebuah tanggungjawab yaitu proyek padahal karyawan tersebut fresh graduate. Proyeknya berjalan lancar namun kurang sempurna sehingga dia patah semangat. Sang atasan memberi motivasi agar kedepannya dia lebih bertanggungjawab dengan tugasnya.

3.Participating/Supporting (digunakan ketika pengikut/bawahan kompeten namun memiliki komitmen yang bervariasi untuk melakukan tugas mereka khawatir akan tanggung jawab tambahan atau merasa tidak aman). 

    Dengan kompetensi yang dimiliki karyawan dalam mengerjakan tugas, pemimpin harus mengambil langkah mundur dan tidak lagi bersikap direktif tetapi harus terus mendukung dan memberikan dorongan.

Contoh: Seorang karyawan tidak perlu diberi arahan sang atasan karena dia kompeten dalam menyelesaikan proyek dengan baik, namun atasan harus tetap memberi dukungan seperti memberi fee atas keberhasilan proyeknya.

4.Delegating (digunakan ketika pengikut/bawahan sudah kompeten dan berkomitmen untuk melakukan tugas). Karyawan sekarang sudah sepenuhnya mampu dan berkomitmen pada tugas tersebut nereka sekarang dapat didelegasikan tugas dan dibiarkan sendiri untuk menyelesaikannya.

Contoh: Karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja di suatu perusahaan tidak perlu diberi arahan dikarenakan dia sudah mengerti tugas-tugas yang diberikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar