Nama : Amanda Tiara Prameswari
Nim : 236120900050
Dosen Pengampu : Bpk.Tofan Tri Nugroho,S.E.,M.M.
Prodi : Bisnis Digital
Fakultas : Bisnis,Hukum dan Ilmu Sosial
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Teori yang menyatakan bahwa kepemimpinan yang sukses bergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat yang bergantung pada kesiapan para pengikut/bawahan. Seorang pemimpin harus memilih salah satu dari gaya-gaya kepemimpinan situasional tergantung pada kesiapan pengikut/bawahan berdasarkan pengalaman. SLT memiliki daya tarik intuitif.
Teori ini mengakui pentingnya pengikut dan dibangun di atas logika
bahwa para pemimpin dapat beradaptasi dengan kesiapan pengikutnya untuk menyelesaikan
tugas-tugas tertentu.
1.Telling/Directing (digunakan ketika pengikut/bawahan tidak cukup kompeten, tetapi berkomitmen untuk melakukan tugas).
Pemimpin memberikan arahan yang
jelas dan spesifik tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Contoh: Atasan memberikan karyawannya tugas dengan arahan yang jelas dan terperinci agar karyawan tersebut dapat mengejar target yang telah ditentukan oleh perusahaan.
2.Selling/Coaching (digunakan ketika para pengikut/bawahan telah menunjukkan kemampuan namun belum cukup berkomitmen atau termotivasi untuk melakukan tugas mereka patah semangat karena mereka menyadari betapa jauhnya mereka harus melangkah).
Pemimpin harus terus memberikan arahan yang jelas dan spesifik tentang apa yang
harus dilakukan dan bagaimana melakukannya, namun juga harus memberikan
dukungan, umpan balik sosio-emosional, dan semangat, serta meyakinkan karyawan
bahwa tugas tersebut bermanfaat.
Contoh: Seorang karyawan diberi atasan sebuah
tanggungjawab yaitu proyek padahal karyawan tersebut fresh graduate. Proyeknya
berjalan lancar namun kurang sempurna sehingga dia patah semangat. Sang atasan
memberi motivasi agar kedepannya dia lebih bertanggungjawab dengan tugasnya.
3.Participating/Supporting (digunakan ketika pengikut/bawahan kompeten namun memiliki komitmen yang bervariasi untuk melakukan tugas mereka khawatir akan tanggung jawab tambahan atau merasa tidak aman).
Dengan kompetensi yang
dimiliki karyawan dalam mengerjakan tugas, pemimpin harus mengambil langkah
mundur dan tidak lagi bersikap direktif tetapi harus terus mendukung dan
memberikan dorongan.
Contoh: Seorang karyawan tidak perlu diberi arahan
sang atasan karena dia kompeten dalam menyelesaikan proyek dengan baik, namun
atasan harus tetap memberi dukungan seperti memberi fee atas keberhasilan
proyeknya.
4.Delegating (digunakan ketika pengikut/bawahan sudah kompeten dan berkomitmen
untuk melakukan tugas). Karyawan sekarang sudah sepenuhnya mampu dan
berkomitmen pada tugas tersebut nereka sekarang dapat didelegasikan tugas dan
dibiarkan sendiri untuk menyelesaikannya.
Contoh: Karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja di suatu perusahaan tidak perlu diberi arahan dikarenakan dia sudah mengerti tugas-tugas yang diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar